BERSEDEKAHLAH SEIKHLASNYA ...

12.25.00 admin 0 Comments


https://www.instagram.com/p/_xjY3FO2Kc/?taken-by=spiritual.medicine


♥ AKIBAT BERSEDEKAH DENGAN IKHLAS ♥

Malam itu bulan bersinar terang di langit, dan bintang
bintang bertaburan.
 Subhanallah,
 Seorang lelaki , sebut saja namanya
  “Abu  Musa” telah keluar dari rumahnya.

Dulu, Abu Musa
dikenal gemar maksiat dan melakukan perbuatan yang dilarang agama. Namun, kini dia telah sadar/ insyaf dan sudah bertobat. !!


Sekarang, dia rajin shalat
berjamaah di masjid.
Dia juga tidak merasa malu
untuk ikut mengaji dan belajar membaca Al Quran,
bersama anak anak yang jauh lebih muda usianya. Malam itu, setelah mendengar penjelasan dari
Gurunya yang merupakan Guru Sufi terkenal yang
membahas tentang keutamaan sedekah,
hati AbuMusa mulai tergerak.

Guru Sufi tersebut menjelaskan,
"Jika seseorang memiliki uang seribu dirham dan ia
menyedekahkan tiga ratus dirham, maka yang tiga ratus dirham itulah yang akan kekal dan dapat
dinikmati orang yang bersedekah di akhirat kelak".

Sedangkan yang tujuh ratus dirham tidak
membuahkan apa apa. Bahkan, uang tiga puluh dirham yang
disedekahkan, akan dilipat gandakan oleh Allah
sebanyak tujuh ratus kali. Sedekah juga membuat
harta dan rezeki yang ada menjadi penuh berkah.

Selama ini, ...
Abu Musa dikenal kaya dan kikir.
Namun,sejak ia insyaf dan bertobat, dia telah berniat akan mengorbankan segala yang dimilikinya untuk
memperoleh ridha Allah SWT.
* Sebagian hartanya telah dia rencanakan untuk disedekahkan dan
diinfakkan di jalan Allah SWT. Dia mengarahkan langkahnya menuju ke suatu
rumah, dimana sebelumnya dia telah menyiapkan
kantong berisi seratus dirham untuk disedekahkan.
Begitu sampai di rumah yang ditujunya, dia mengetuk pintu. Seorang lelaki kekar berkumis tebalmuncul dari dalam rumah. Setelah mengucapkan salam, dia memberikan kantong itu pada pemilik rumah, lalu mohon pamit.
Kejadian itu ternyata
diketahui oleh beberapa orang tetangga rumah
tersebut.

Pagi harinya, orang orang di pasar ramai membicarakan apa yang dilakukan Abu Musa tadi malam. Dua orang yang melihat Abu Musa
bersedekah berkata dengan nada mengejek,
“Dasar orang tidak tahu Agama, sedekah saja keliru, masak sedekah kok kepada seorang pencuri dan perampok.
Kalau mau sedekah itu, ya harusnya kepada orang yang baik baik!”

Obrolan orang di pasar itu sampai juga ke telinga
Abu Musa, ia hanya berkata dalam hati,
“Alhamdullilah, segala puji bagi-Mu ya Rabb,....
sedekah saya telah jatuh ke tangan seorang pencuri, semoga Engkau meridhai dan menerima sedekahku!”.

* Hari berikutnya, ketika malam tiba, dia kembali
keluar rumah. Dia ingin kernbali bersedekah. Sama
seperti malam sebelumnya, dia menyiapkan uang
seratus dirham. Kali ini, dia memilih sebuah rumah di
pinggir kota. Dia mengetuk pintu rumah itu,
kemudian seorang wanita membukakan pintu. Dia langsung menyerahkan sedekahnya pada
perempuan itu lalu pulang. Pagi harinya, pasar kembali ribut. Ternyata, ada
orang yang mengetahui perbuatannya tadi malam.
Orang itu bercerita sinis, “Memang, Abu Musa itu
tidak jelas. Rajin pergi ke mesjid, tetapi memberi
sedekah saja masih salah. Kemarin malam, dia
memberi sedekah kepada seorang pencuri. Lha, tadi malam, dia memberi sedekah kepada seorang
pelacur!”
Perbincangan orang di pasar itu sampai juga ke
telinganya. Abu Musa hanya berkata lirih,
“Alhamdullilah, segala puji bagi-Mu ya Rabb,
sedekah saya telah jatuh ke tangan seorang pelacur,
semoga Engkau meridhai dan menerima
sedekahku!”.

* Malam harinya, Abu Musa kembali keluar rumah
untuk bersedekah. Dia memilih rumah yang ada di
dekat pasar. Setelah mengantarkan sedekahnya
yang juga berjumlah seratus dirham, dia pulang.
Kali ini Abu Musa berharap, dia tidak keliru memberikan
sedekahnya. Pagi harinya, pasar lebih ribut dari sebelum nya. Seorang penjual daging berkata,
“Nggak tahulah! Abu Musa itu memang aneh. Mau
sedekah saja kok kepada orang kaya. Padahal,
orang yang miskin dan memerlukan uang untuk
makan, masih banyak dan ada di mana mana!” Ternyata, rumah yang didatangi Abu Musa dan diberi sedekah tadi malam adalah rumah orang kaya.
Mendengar berita dan omongan yang ada di pasar
tentang kekeliruannya memberikan sedekah ia
berkata,
“Alhamdullilah, segala puji bagi-Mu yaRabb,
sedekah saya telah jatuh ke tangan seorang pencuri, pelacur, dan orang kaya, semoga Engkau
meridhai dan menerima sedekahku!

Malam harinya, Abu Musa shalat tahajud dan wirid
malam, lalu ia ketiduran di atas sajadah. Dalam
tidurnya dia bermimpi didatangi oleh seseorang
yang memberi kabar kepadanya, “Abu Musa,
ketahuilah sedekahmu kepada pencuri, telah
membuat pencuri yang melakukan pencurian karena kemiskinannya itu insyaf dan bertobat kepada Allah, sehingga dia kini tidak mencuri lagi.
Sedekahmu padanya menyadarkannya bahwa
masih banyak orang yang peduli padanya.

Sementara sedekahmu kepada pelacur, dimana ia
melakukan perbuatan yang keji karena kemiskinannya, setelah menerima sedekah tersebut, Ia berhenti dari perbuatan dosanya, dan ia telah bertobat dan tidak berzina lagi, dan ...

sedekahmu kepada orang kaya, menjadikan orang kaya
tersebut sadar dan merasa malu. Dengan menerima
sedekah tersebut, ia telah mendapat pelajaran dan telah timbul perasaan di dalam hatinya bahwa
dirinya lebih kaya daripada kamu yang memberikan sedekah tersebut.
Ia berniat ingin memberikan sedekah lebih banyak dari sedekah yang baru saja ia terima. Kemudian, orang kaya itu mendapat taufik untuk bersedekah.
Ia ingin meniru langkahmu, bersedekah dengan ikhlas...

Wahai Abu Musa, ketahuilah, sedekahmu yang ikhlas itu telah diridhoi dan diterima oleh Allah SWT.”

Setelah itu Abu Musa semakin khusyuk beribadah
dan banyak mengerjakan kebajikan, termasuk
dalam bersedekah. Dia sadar bahwa yang paling
penting dalam ibadah adalah niat karena Allah semata.
Bukan sekadar mengikuti perkataan orang
banyak. Hanya Allah-lah yang berhak menilai, diterima atau tidaknya amal ibadah seseorang.

SubhanAllah


Klik saja ....

http://bit.ly/1ElxVux

http://bit.ly/1NVE00L





nara sumber : Alkisah sufi